RSS

Pemain musik ghazal di Karimun sedang memainkan alat musiknya, Senin (13/3). ILHAM/HALUAN KEPRI KARIMUN- Musik Ghazal adalah satu dari sekian banyak kesenian tradisional Melayu yang terancam punah, karena tak ada generasi muda yang mewarisinya. Padahal musik ini memiliki alunan musik yang dapat memanjakan siapa pun pendengarnya.

Kekhawatiran akan hilangnya warisan budaya leluhur dari Bumi Melayu itu dikatakan Djakfar Sirat, Pimpinan Ghazal Sri Melati. Kecemasan lelaki tua yang seharinya bekerja di KPBC Tanjungbalai Karimun itu cukup beralasan, karena saat ini yang memainkan kelompok musik itu semuanya sudah berumur lanjut.

"Bagaimana tidak cemas, saat ini hanya ada dua kelompok Ghazal di Kepri yang satunya lagi berada di Pulau Penyengat. Cobalah lihat, pemain-pemain Ghazal rata-rata sudah berusia lanjut," ungkap Djakfar.

Selain itu, minimnya perhatian pemerintah menjadi salah satu kendala berkembangnya kesenian Ghazal. Ia berharap pemerintah membuka pelatihan musik ini kepada generasi muda, agar warisan budaya Melayu ini tetap ada sepanjang masa.

Ghazal Sri Melati pertama kali didirikan oleh almarhum Datuk Kenal Muse atau yang biasa disebut Pak Lomak dari Kerajaan Melayu Johor Malaysia. Setelah itu, Ghazal makin dilestarikan oleh M Sirat Sintal bersama Jantan Setong pada 1974. Hingga sekarang, Ghazal Sri Melati dipimpin Djakfar Sirat dan Bakrie Hasyim dan dibina Yusuf Sirat anggota DPRD Kepri serta Amran Syahidid, Kadis Pertanian dan Kehutanan Karimun.

Selain kelompok musik Ghazal Sri Melati, sebenarnya dulu ada beberapa kelompok Ghazal lain, yakni Sri Karimun dan Sri Surya di Kecamatan Tebing. Tapi seiring pergeseran waktu kedua kelompok itu sudah tak ada lagi. Bahkan, sebagian personilnya ada yang bergabung ke Ghazal Sri Melati.

Personil Ghazal Sri Melati terdiri dari Syafii Nazar memegang harmonium, gitar melodi dipetik Djakfar Sirat, tabla oleh Abdul Wahab, biola oleh Jaaris, Gambus oleh H Amran Syahidid dan Darmansyah, gitar bass oleh Joki atau Molo, marakas oleh Mohammad Soleh Kamis, tamborine oleh Surya Herlambang, dengan vokalis oleh Jamiah Sirat, Zainah Wahab, Fatimah dan Achmadi.

Kelompok musik Ghazal bisa memainkan berbagai jenis lagu seperti lagu Melayu, dangdut dan Timur Tengah, karena sebagian alat musiknya juga berasal dari India dan Timur Tengah. Musik ini makin jarang terdengar, hanya pada saat iven-iven tertentu saja musik ini dimainkan, seperti Festival Musik Ghazal yang diadakan di halaman kediaman dinas Bupati Karimun, Sabtu (10/3) malam  atau saat ada kunjungan kesenian dari Malaysia.

"Alhamdulillah, dengan adanya festival kesenian ghazal yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya ini bisa kembali membangkitkan seni budaya Melayu yang sudah diambang kepunahan ini. Setidaknya generasi muda mulai mengenal kesenian khas nenek moyang mereka," ujar Djakfar

Petikan senar gambus dari tangan H Amran Syahidid dan pukulan tabla Abdul Wahab ditingkah gesekan biola miliknya Jaaris memanjakan telinga siapapun yang mendengar. Alunan musik itu makin sempurna tatkala Syafii Nazar memainkan tut harmonium dari jemarinya yang sudah tua itu. (ilham)
Sumber

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS